Home > Port

Pelindo: Pelabuhan Harus Adaptif dan Berkelanjutan

Pelindo berharap pelabuhan Indonesia mampu bersaing dan tetap relevan di tengah dinamika global.
Ilustrasi pelabuhan Pelindo. Sumber:Freepik
Ilustrasi pelabuhan Pelindo. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Lebih dari 80 persen distribusi barang dunia diangkut melalui laut, menjadikan pelabuhan sebagai simpul strategis dalam rantai pasok global. Hal ini disampaikan Direktur SDM PT Pelindo Multi Terminal, Edi Priyanto, dalam program Pelindo Mengajar di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Kepulauan Riau, Kamis (12/6/2025).

Edi menekankan bahwa pelabuhan tak bisa lagi dikelola secara konvensional di tengah tantangan e-commerce, geopolitik, dan isu keberlanjutan. Pascamerger empat BUMN kepelabuhanan pada 2021, Pelindo kini mengelola 160 unit bisnis di 32 provinsi dengan empat kluster layanan: peti kemas, nonpeti kemas, logistik hinterland, serta marine & equipment.

Menurutnya, digitalisasi menjadi kunci, termasuk pemanfaatan blockchain dan artificial intelligence untuk mempercepat proses logistik. Pelabuhan juga harus berperan dalam keberlanjutan, melalui Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) seperti elektrifikasi alat, konservasi pesisir, pengelolaan limbah, dan pelatihan UMKM.

“Pelabuhan kini bukan hanya gerbang perdagangan, tapi juga bagian dari ekosistem sosial dan lingkungan masyarakat pesisir,” ujar Edi.

Sementara itu, Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, Ali Sodikin, menambahkan bahwa Pelindo Mengajar bertujuan memperluas wawasan maritim generasi muda, terutama di wilayah kepulauan dan sekitar pelabuhan.

Pelindo juga menampilkan dokumentasi penanaman mangrove dan penataan kampung pesisir sebagai bentuk nyata kontribusi perusahaan. Dengan pendekatan modern dan berkelanjutan, Pelindo berharap pelabuhan Indonesia mampu bersaing dan tetap relevan di tengah dinamika global.

× Image