Home > Kolom

Risiko Keselamatan Pertumbuhan Industri Angin Lepas Pantai Global

Jenis insiden berisiko tinggi (high potential incidents) yang berpotensi menyebabkan cedera seriusmencapai 245 kasus, atau 12 dari total kejadian.
Industri energi angin lepas pantaiSumber:Freepik
Industri energi angin lepas pantaiSumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Industri energi angin lepas pantai global sedang mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh meningkatnya permintaan akan sumber energi terbarukan. Namun, ekspansi ini membawa tantangan signifikan, terutama dalam hal keselamatan kerja. Laporan terbaru dari G+ Offshore Wind Health and Safety Organization menyoroti lonjakan insiden keselamatan yang mengkhawatirkan, menegaskan perlunya kewaspadaan yang lebih tinggi di sektor yang sedang berkembang ini.

Menurut Offshore Wind Health and Safety Incident Data Report 2024 dari G+ (G+ Statistics), total jam kerja yang dicatat dari anggotanya—termasuk pengembang dan operator utama wind farm lepas pantai di Asia, Eropa, Australia, dan Amerika Serikat—mencapai 79 juta jam pada 2024. Angka ini meningkat 27% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan ekspansi cepat industri ini.

Namun, pertumbuhan ini diiringi oleh peningkatan kecelakaan kerja. Total Recordable Injury Rate (TRIR) naik 7% menjadi 2,93, sementara Lost Time Injury Frequency (LTIF) melonjak 19% menjadi 1,27. Tragisnya, satu kasus fatal terjadi pada 2024, di mana seorang pekerja tewas saat pembongkaran alat upending monopile, dan pekerja lain harus dirawat di rumah sakit (Maritime Executive).

Proyek dalam tahap pengembangan mencatat lonjakan cedera tertinggi, naik 75% dibandingkan 2023, dengan rincian sebagai berikut:

Jenis InsidenJumlahCedera kehilangan hari kerja99Cedera dengan pembatasan kerja57Cedera memerlukan perawatan medis74

Insiden berpotensi tinggi (high potential incidents), yang dapat menyebabkan cedera serius, juga meningkat, mencapai 245 kasus atau 12% dari total kejadian. Angka ini menunjukkan tantangan besar dalam menjaga keselamatan seiring dengan skala operasi yang semakin besar.

Operasi angin lepas pantai sangat bergantung pada industri pelayaran dan maritim, terutama melalui penggunaan kapal khusus yang menangani berbagai tahap pembangunan dan pemeliharaan wind farm. Berikut adalah beberapa jenis kapal utama yang digunakan (Glamox Vessels):

  • Wind Turbine Installation Vessels (WTIVs): Kapal jack-up bertenaga sendiri yang dilengkapi dengan derek besar untuk memasang turbin angin. Kapal ini memiliki kaki penyangga yang dapat dinaikkan atau diturunkan untuk stabilitas di dasar laut.
  • Cable Lay Vessels (CLVs): Kapal yang dirancang untuk memasang kabel bertegangan tinggi yang menghubungkan turbin ke jaringan listrik di darat.
  • Service Operation Vessels (SOVs): Kapal pendukung yang dilengkapi dengan gangway kompensasi gerak untuk mengakses turbin, digunakan untuk pemeliharaan dan transfer kru.
  • Crew Transfer Vessels (CTVs): Kapal kecil, biasanya katamaran aluminium, yang mengangkut teknisi ke lokasi wind farm setiap hari (4C Offshore CTVs).
  • Tongkang dan Kapal Survei: Tongkang digunakan untuk mengangkut komponen besar, sementara kapal survei menilai kondisi dasar laut dan studi lingkungan.

Kapal-kapal ini menangani tugas berisiko tinggi seperti mengangkat komponen berat, bekerja di ketinggian, dan mentransfer personel di tengah kondisi laut yang menantang. Data G+ menunjukkan bahwa kapal jack-up dan tongkang adalah area paling berisiko, dengan 92 insiden (14% dari total cedera) pada 2024, naik 42% dari tahun sebelumnya. Kapal survei dan CLVs juga mengalami peningkatan signifikan, masing-masing naik 150% dan 108%.

Selain operasi di laut, industri pelayaran memainkan peran penting dalam rantai pasok. Komponen turbin angin, seperti bilah dan menara, diangkut dari lokasi manufaktur ke pelabuhan menggunakan kapal kargo besar dan kapal angkat berat. Pelabuhan berfungsi sebagai pusat pementasan dan perakitan, membutuhkan infrastruktur khusus untuk menangani komponen besar dan kapal (ACP Vessel Needs).

Tantangan Keselamatan dalam Operasi Maritim

Operasi maritim dalam industri angin lepas pantai menghadapi berbagai risiko unik, termasuk:

  • Jatuh dari Ketinggian: Pekerja dapat jatuh dari turbin atau kapal, terutama selama transfer antara kapal dan turbin (Spagnoletti Law Firm).
  • Cedera Akibat Benda Jatuh: Pekerja dapat terkena benda yang jatuh atau peralatan bergerak.
  • Bahaya Ruang Terbatas: Bekerja di ruang sempit dapat menyebabkan paparan toksik atau cedera fisik.
  • Kecelakaan Penyelaman: Penyelam yang memasang fondasi atau memeriksa turbin menghadapi risiko dari peralatan rusak atau kondisi tidak aman.
  • Tabrakan Kapal: Kapal dapat bertabrakan dengan turbin atau kapal lain, seperti yang dilaporkan dalam insiden PETRA L di Gode Wind 1 pada 2023 (SAFETY4SEA).
  • Kebakaran dan Ledakan: Kebakaran peralatan di turbin atau kapal merupakan ancaman serius.
  • Bahaya Listrik: Bekerja dengan peralatan bertegangan tinggi meningkatkan risiko sengatan listrik.
  • Cuaca Ekstrem: Angin kencang dan laut kasar dapat menyebabkan kecelakaan (Gilman & Bedigian).

Risiko ini diperparah selama tahap pembangunan, di mana banyak kapal beroperasi secara bersamaan, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan 75% cedera pada proyek pengembangan.

Untuk mengurangi risiko, industri mengikuti regulasi ketat dari berbagai badan. Di Amerika Serikat, Occupational Safety and Health Administration (OSHA), U.S. Coast Guard, dan Bureau of Ocean Energy Management (BOEM) mengatur operasi angin lepas pantai (Marine Safety Consultants). Secara internasional, International Maritime Organization (IMO) dan International Electrotechnical Commission (IEC) menyediakan pedoman untuk keselamatan dan pelatihan (European Maritime Spatial Planning).

Pekerja menjalani pelatihan ketat melalui program seperti Global Wind Organisation (GWO), yang menawarkan kursus dalam pelatihan keselamatan dasar, penyelamatan lanjutan, pertolongan pertama, dan lainnya (WINDExchange). U.S. Coast Guard juga mensertifikasi penyedia pelatihan untuk Standards of Training, Certification, and Watchkeeping.

Namun, peningkatan insiden menunjukkan bahwa langkah-langkah ini belum cukup. Lisbeth Frømling, Ketua G+ dan Senior Vice President Ørsted, menegaskan, “Pertumbuhan ini menunjukkan komitmen terhadap transisi energi, tapi kita tak boleh lengah. Setiap insiden adalah peringatan bahwa keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama.”

Integrasi dengan Aktivitas Pelayaran

Seiring bertambahnya wind farm lepas pantai, integrasi dengan aktivitas pelayaran menjadi semakin penting. Laut Utara, misalnya, adalah salah satu area pelayaran tersibuk di dunia, dan wind farm dapat memengaruhi jalur pelayaran dan keselamatan navigasi (Noordzeeloket MOSWOZ). Program seperti Offshore Wind Energy Shipping Safety Monitoring and Research Programme (MOSWOZ) di Belanda mempelajari dampak ini untuk memastikan keselamatan tetap terjaga.

Perencanaan wind farm harus mempertimbangkan potensi tabrakan kapal dengan turbin, yang dapat memiliki konsekuensi katastrofik. Penilaian Keselamatan Formal (Formal Safety Assessment) yang diwajibkan oleh IMO sangat penting untuk mengevaluasi dan mengurangi risiko ini, menggunakan alat seperti model SAMSON untuk menghitung risiko kecelakaan navigasi (European Maritime Spatial Planning).

Untuk meningkatkan keselamatan, industri sedang mengadopsi inovasi dari sektor lain, seperti pelapisan anti-korosi untuk melindungi peralatan dari kondisi laut yang keras (Wind Systems Magazine). Teknologi baru, seperti sistem pengangkatan yang dikendalikan jarak jauh dan gangway kompensasi gerak, juga membantu mengurangi risiko selama operasi (Houlder Monopile Tool).

Praktik terbaik meliputi latihan keselamatan rutin, pemeliharaan peralatan yang tepat, dan investasi dalam teknologi yang meningkatkan keselamatan. Kolaborasi antara pengembang, kontraktor maritim, dan regulator juga penting untuk berbagi pelajaran dari insiden sebelumnya dan meningkatkan standar keselamatan (G+ Home).

Industri energi angin lepas pantai memainkan peran penting dalam transisi global menuju energi terbarukan, tetapi keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama. Dengan belajar dari insiden masa lalu, mematuhi protokol keselamatan yang ketat, dan terus meningkatkan pelatihan serta praktik operasional, industri ini dapat berupaya meminimalkan risiko dan melindungi tenaga kerjanya. Integrasi yang hati-hati dengan aktivitas pelayaran dan adopsi teknologi inovatif akan semakin memperkuat komitmen terhadap keselamatan di sektor yang dinamis ini.

× Image