Cargill Tantang Industri Maritim untuk Berani Ambil Risiko

ShippingCargo.co.id, Jakarta —Jan Dieleman, Presiden Cargill Ocean Transportation, mengakui bahwa pencapaian perusahaan dalam mengurangi emisi karbon masih belum sesuai harapan — emisi turun 3 % dari 3.603 pelayaran pada 2024, namun masih jauh dari target net-zero 2050.
Menurut Dieleman, industri ini harus embrace risk — berani ambil risiko nyata untuk perubahan, per TradeWinds. Cargill menjadi perintis kebijakan ini dengan memesan kapal kamsarmax dual-fuel methanol pertama dan memulai penggunaan biofuel dalam jumlah besar.
Selain itu, Cargill juga bereksperimen dengan teknologi ramah lingkungan seperti layar angin (wind sails) serta melibatkan diri aktif dalam inisiatif global seperti Sea Cargo Charter dan Getting to Zero Coalition. Dieleman menekankan pentingnya regulasi jelas dari IMO agar inovasi tidak sekadar menjadi pilot project, tetapi bisa diimplementasikan secara massal.
Cargill telah mengoperasikan program bio-bunker — fuel campuran B24 dan B30 — di pelabuhan seperti Singapura, Rotterdam, dan Amsterdam, dengan volume mencapai sekitar 50.000 ton pada tahun ini per S&P Global. Ini menunjukkan langkah konkret di luar teori.
Selain inovasi teknologi, Cargill juga berkomitmen menjaga kesejahteraan awak kapal seperti akses internet agar kru tetap terhubung dengan keluarga, khususnya saat isolasi di laut, per gCaptain.
Namun Dieleman mengingatkan, semua langkah ini memerlukan semangat berani, kolaborasi, dan regulasi yang mendukung. Saatnya industry bergerak nyata, bukan sekadar janji. Keberhasilan Cargill dapat menjadi inspirasi agar seluruh sektor shipping bersiap ketika regulasi global resmi diterapkan.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.