Home > News

Defisit Perdagangan AS Turun Tajam, Efek Perang Dagang Mulai Terasa

Pemotongan tarif disinyalir jadi pemicunya.
Defisit perdagangan AS turun tajam dan ancam ganggu pelayaran AS (Ilustrasi). Sumber: Freepik
Defisit perdagangan AS turun tajam dan ancam ganggu pelayaran AS (Ilustrasi). Sumber: Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Defisit perdagangan Amerika Serikat menyusut drastis pada April 2025, seiring penurunan tajam impor akibat perlambatan permintaan barang menjelang pemberlakuan tarif baru. Hal ini mencerminkan dampak nyata dari perang dagang global terhadap pola arus barang AS.

Menurut Biro Analisis Ekonomi AS, defisit perdagangan turun 55,5 persen menjadi 61,6 miliar dolar, terendah sejak September 2023. Angka ini kontras dengan rekor defisit bulan sebelumnya sebesar 138,3 miliar dolar.

Penurunan terbesar terjadi pada impor, yang turun 16,3 persen menjadi 351 miliar persen, jadi rekor penurunan tertinggi dalam sejarah. Impor barang anjlok 19,9 persen akibat turunnya pembelian obat-obatan dari Irlandia, ponsel, logam mulia, dan kendaraan.

Pola front-loading—atau pembelian besar-besaran sebelum tarif berlaku—menjadi pendorong lonjakan impor kuartal lalu.Menurut laporan gCaptain, efek sebaliknya mulai terasa karena ketidakpastian tarif menahan pelaku usaha untuk memesan barang.

Impor dari Tiongkok dan Kanada mencapai level terendah sejak pandemi. Di sisi lain, impor dari Vietnam dan Taiwan justru mencatat rekor tertinggi, menandakan relokasi rantai pasok akibat eskalasi tarif AS–Tiongkok.

Sementara itu, ekspor naik tiga persen menjadi 289,4 miliar dolar. Angka ini jadi tertinggi sepanjang masa.

Kenaikan angka ekspor tersebut didorong oleh komoditas-komoditas seperti logam, emas, dan minyak mentah. Namun, sebagai imbasnya, angka ekspor kendaraan bermotor menurun.

Meski AS mencatat surplus dengan Hong Kong, Inggris, dan Swiss, defisit perdagangan dengan Vietnam, Taiwan, dan Thailand mencetak rekor baru, mempertegas pergeseran poros dagang akibat ketegangan tarif.

Dengan tarif baru terhadap sebagian besar mitra dagang ditunda hingga Juli, dan terhadap Tiongkok hingga Agustus, pelaku usaha kini waspada menanti kelanjutan arah perang dagang dari pemerintahan Trump.

× Image