Solusi Cerdas Logistik Eropa: Ketika Truk Pindah ke Rel dan Laut

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Logistik Eropa menghadapi tantangan besar dewasa ini, dari efisiensi ekonomi hingga pengurangan emisi karbon, bahkan krisis kekurangan pengemudi. Namun, sebuah solusi cerdas semakin mengemuka, bukan hal baru, tapi kini menjadi strategi utama: memindahkan trailer dari jalan raya ke jalur kereta api dan laut.
Paul Tourret, Direktur Lembaga think-thank Logistik dan Pelayaran Prancis ISEMAR (Institut Supérieur d’Économie Maritime), menegaskan bahwa pergeseran moda transportasi ini bukan lagi sekadar ide yang ada di kajian multimoda, melainkan sebuah kebutuhan krusial yang menguntungkan semua pihak. Tulisan Tourret berikut jadi pemaparan yang signifikan mengenai kebijakan:
Inovasi Lintas Benua: Dari Pegunungan Alpen hingga Jalur Ikea
Gagasan ini telah lama dipraktikkan di Amerika Serikat, di mana trailer berukuran 53 kaki sudah biasa menempuh perjalanan jauh dengan kereta api. Di Eropa, inspirasinya datang dari kebijakan Swiss dan Austria untuk mengurangi lalu lintas truk di Pegunungan Alpen. Kini, "jalan tol rel" atau "autoroutes ferroviaires" seperti rute Bettembourg (Perbatasan Luksemburg-Prancis)–Le Boulou (Perbatasan Prancis- Spanyol) telah menjadi tulang punggung pergerakan logistik.
Beberapa pelabuhan telah menjadi pionir dalam integrasi ini:
- Trieste (Italia): Pelabuhan ini menjadi bukti sukses kerja sama logistik. Contohnya, Ekol dan Mars dari Turki berhasil menghubungkan pelayaran Turki-Italia dengan jalur kereta api menuju Jerman.
- DFDS: Setelah mengakuisisi U.N. Ro-Ro dan PrimRail, perusahaan ini memperluas layanannya dari Italia ke Paris, Köln, bahkan hingga Calais.
- Sète (Prancis): Melalui layanan rel DFDS via Viia, Sète terhubung dengan Valenton dan Calais. Pelabuhan ini juga menjadi pintu gerbang logistik untuk perusahaan besar seperti Ikea dan Inditex, dengan rute menuju Poznan (Polandia). Bahkan, Calais pun sempat menguji rute ke Marseille pada tahun 2022.
- Brittany Ferries: Mulai 2024, perusahaan ini akan mengoperasikan jalur Cherbourg–Bayonne dengan target 20.000 unit per tahun, didukung oleh program France Relance dari pemerintah Prancis.
Tentu, pengangkutan trailer ini membutuhkan teknologi khusus. Di Jerman dan Swiss, trailer P400 bisa diangkut secara vertikal. Namun, karena keterbatasan infrastruktur di Prancis, metode horizontal seperti wagon putar (Modalorhr) atau sistem geser CargoBeamer digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Masa Depan Logistik: Kolaborasi Bukan Kompetisi
Pergeseran menuju intermodalitas ini bukan tanpa alasan. Ini adalah jawaban atas tiga kebutuhan mendesak: efisiensi ekonomi, pengurangan emisi karbon, dan yang paling krusial, mengatasi kekurangan pengemudi. Diperkirakan, Eropa akan kekurangan dua juta sopir pada tahun 2026!
Oleh karena itu, jelaslah bahwa rel dan laut bukan saingan, melainkan sekutu strategis dalam membangun sistem logistik masa depan yang lebih efisien, berkelanjutan, dan adaptif. Apakah ini akan menjadi model yang diikuti oleh wilayah lain di dunia? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.