Evolusi Produktivitas Pelabuhan: Tantangan Baru Industri Kapal?

ShippingCargo.co.id, jakarta —Peningkatan efisiensi pelabuhan secara global tidak hanya mempercepat bongkar muat, tetapi juga mengubah peta industri pelayaran. Teknologi otomatisasi seperti crane tanpa operator dan AI logistik memangkas waktu sandar kapal dari berhari-hari menjadi hitungan jam.
Menurut tulisan Punit Oza berikut di Splash 247, efisiensi ini menciptakan tantangan baru: overkapasitas semu dan ketimpangan geografis. Memang, pelabuhan Asia seperti Singapura, Tanjung Pelepas di Malaysia, dan Shanghai di Tiongkok masih memimpin dalam efisiensi, tetapi Eropa dan Amerika mulai mengejar.
Efisiensi ini meningkatkan kapasitas armada global tanpa penambahan kapal. Pasalnya, sekarang sebuah kapal kontainer kini bisa melakukan 18 voyage per tahun, naik dari sebelumnya yaitu 12 voyage (perjalanan).
Namun, kelebihan kapasitas menekan tarif angkut, membuat kapal tua tetap beroperasi karena biaya lebih murah. Selain itu, pelabuhan efisien dibanjiri kapal, sementara yang lambat kehilangan trafik. Faktor eksternal seperti penurunan impor AS dan perang dagang memperparah tekanan pasar.
Industri pelayaran perlu strategi baru: fokus pada efisiensi operasional, diferensiasi layanan, dan teknologi, bukan sekadar menambah armada. Kunci sukses adalah membaca tren durasi pelayaran dan menyesuaikan strategi—apakah perlu ekspansi atau justru optimisasi. Di dunia yang berubah cepat, agility bukan hanya tentang kecepatan, tetapi antisipasi.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.