Home > Logistik

BPS: AS Mitra Dagang Surplus Tertinggi RI, Logistik Laut Jadi Kunci

Ekspor komoditas non-migas ungguli dampak tarif impor.
Tarif kontainer melonjak lagi, pelaku logistik malah ragu soal ke depannya. Sumber:Republika/Prayogi
Tarif kontainer melonjak lagi, pelaku logistik malah ragu soal ke depannya. Sumber:Republika/Prayogi

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan proteksionisme Amerika Serikat, neraca perdagangan Indonesia dengan AS tetap mencatatkan surplus terbesar. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sepanjang Januari hingga April 2025, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar 5,44 miliar dolar AS dengan AS, menjadikannya mitra dagang penyumbang surplus terbesar.

Pada bulan April 2025 saja, ekspor Indonesia ke AS mencapai 2,08 miliar dolar AS. Republika mencatat bahwa di sisi lain angka impor hanya ada di angka 0,96 miliar dolar AS, menghasilkan surplus bulanan sebesar 1,12 miliar dolar AS.

Komoditas Maritim dan Manufaktur Pimpin Ekspor

Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, surplus ini ditopang oleh ekspor kuat pada sektor nonmigas, khususnya:

  • Mesin dan perlengkapan elektrik (1,25 miliar dolar AS)
  • Alas kaki (838,4 juta dolar AS)
  • Pakaian dan aksesoris rajutan (801,4 juta dolar AS)

Secara keseluruhan, AS merupakan tujuan ekspor terbesar kedua bagi Indonesia dengan total nilai 9,38 miliar dolar AS sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Sektor Energi dan Maritim Dukung Performa Ekspor

Di luar komoditas manufaktur, BPS mencatat bahwa komoditas berbasis logistik laut seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati, serta besi dan baja memberikan kontribusi besar terhadap surplus nonmigas nasional, yang mencapai 1,51 miliar dolar AS hanya pada April 2025.

Namun, untuk sektor migas, neraca perdagangan mencatat defisit 1,35 miliar dolar AS, disebabkan oleh tingginya impor hasil minyak dan minyak mentah. Hal ini menunjukkan bahwa rantai pasok energi Indonesia masih bergantung pada impor dalam sektor strategis.

India dan Filipina Juga Beri Kontribusi Positif

Selain AS, dua negara lain yang turut memberikan kontribusi surplus perdagangan bagi Indonesia adalah:

  • India: 3,98 miliar dolar AS
  • Filipina: 2,92 miliar dolar AS

Sementara itu, defisit terbesar tercatat dalam perdagangan dengan:

  • Tiongkok: 6,28 miliar dolar AS
  • Singapura: 2,41 miliar dolar AS
  • Australia: 1,75 miliar dolar AS
Catatan untuk Industri Logistik dan Maritim

Dengan tingginya volume perdagangan nonmigas, terutama dari komoditas manufaktur dan energi, industri pelayaran dan logistik maritim Indonesia diharapkan memainkan peran sentral dalam menjaga efisiensi distribusi dan konektivitas pelabuhan.

Meningkatnya ekspor ke AS menunjukkan bahwa meskipun tarif diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, produk-produk unggulan Indonesia tetap kompetitif di pasar global. Ini menegaskan perlunya strategi pelabuhan yang adaptif serta digitalisasi sistem logistik untuk mendukung arus barang lintas samudra.

× Image