Tarif Turun, Volume Anjlok: Dilema Pelayaran AS-Indonesia

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Upaya penurunan tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat menjadi 19 persen memang menuai sambutan positif dari dunia usaha. Pasalnya, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menilai ini sebagai peluang emas untuk meningkatkan daya saing industri nasional.
Hasilnya, produk seperti tekstil, alas kaki, elektronik, dan furnitur dinilai akan semakin kompetitif di pasar AS. Namun, momentum ini dibayangi oleh tren penurunan volume kontainer di 10 pelabuhan terbesar AS.
Usut punya usut, menurut laporan Container Volume Observer oleh analis veteran John McCown, volume kontainer inbound AS turun 7,9 persen year-on-year pada Juni 2025—penurunan dua bulan berturut-turut setelah Mei anjlok 6,6 persen. Ini adalah pembalikan tajam dari lonjakan 9,6 persen di April. Bahkan McCown memperkirakan tahun 2025 akan menjadi tahun langka dalam sejarah pelayaran AS dengan pertumbuhan inbound negatif, per Reuters, seperti dilansir oleh gCaptain.
Faktor utamanya, selain tarif, ada di kompleksnya kebijakan perdagangan. Kebijakan tarif baru termasuk pungutan yang menargetkan kapal buatan atau dioperasikan Tiongkok diperkirakan akan mengerek biaya logistik dan memicu ketimpangan arus barang, beberapa pengiriman bahkan ditinggalkan karena tarif lebih mahal dari nilai muatan.
Di sisi lain, Indonesia ingin memanfaatkan penurunan tarif untuk mendorong ekspor dan relokasi industri dari Tiongkok. Menurut laporan Republika, pemerintah bahkan sudah menyiapkan skema kredit Rp20 triliun untuk modernisasi industri, meski pemanfaatannya masih minim.
Namun, ironi muncul saat tarif ekspor Indonesia turun. Justru,dengan turunnya tarif ekspor Indonesia, permintaan pasar AS melemah. Dilema klasik perdagangan global pun terjadi, ketika perusahaan mau ekspor lebih banyak, tapi pasarnya justru menyusut. Tanpa reformasi iklim investasi dan efisiensi biaya produksi, potensi keuntungan ini bisa menjadi peluang yang lewat begitu saja.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.