Kinerja Keuangan dan Arus Kargo IPCC Melesat

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Di tengah ketidakpastian geopolitik global dan proyeksi penurunan penjualan otomotif nasional, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) justru menunjukkan kinerja cemerlang. Perusahaan pelat merah yang tergabung dalam Subholding PT Pelindo Multi Terminal ini berhasil membukukan pertumbuhan arus kargo konsolidasi sebesar 10,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) hingga Juni 2025, mencapai 52.562 unit.
Kinerja tersebut selaras dengan lonjakan pendapatan sebesar 15,35 persen menjadi Rp415,55 miliar, serta laba bersih yang melonjak 41,1 persen yoy menjadi Rp113,85 miliar. Lonjakan ini tak lepas dari strategi bisnis IPCC yang mengedepankan transformasi operasional, digitalisasi sistem, dan efisiensi berkelanjutan.
Menurut Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi, capaian tersebut mencerminkan hasil dari sinergi dan kolaborasi intensif antar unit dalam Pelindo Grup maupun dengan mitra eksternal. Inisiatif seperti layanan Pre-Delivery Centre (PDC) dan kemitraan logistik dengan produsen otomotif disebut sebagai pendorong utama optimalisasi pendapatan.
“Transformasi pola bisnis dan keterlibatan mitra strategis membawa nilai tambah nyata. Ini bukti bahwa perubahan model operasional bisa langsung berdampak pada bottom line perusahaan,” ujar Sugeng dalam keterangan resmi.
Kinerja impresif IPCC juga tercermin dari arus kargo kendaraan listrik (EV) yang kian mendominasi layanan terminal. Sejak Januari 2025, sebanyak 28.978 unit EV dari berbagai merek global—mulai dari BYD, Vinfast, Geely, hingga AION—telah melewati Branch Jakarta milik IPCC, per Antara.
Dari sisi finansial, Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko IPCC, Wing Megantoro, menyebut bahwa profitabilitas perusahaan tetap terjaga solid, dengan Net Profit Margin sebesar 26,24 persen dan EBITDA Margin mencapai 44,8 persen. Ia menegaskan pentingnya pengelolaan biaya yang efektif untuk mendongkrak nilai tambah bagi pemegang saham.
Tak hanya unggul dalam laba, IPCC juga menunjukkan struktur keuangan yang sehat. Perusahaan hingga kini tidak memiliki utang obligasi maupun pinjaman perbankan, membuka ruang yang luas untuk pendanaan ekspansi ke depan.
Dalam laporan keuangan semester I/2025 yang disampaikan ke OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI), IPCC juga mencatat kenaikan laba per saham sebesar 41,1 persen menjadi Rp62,61 per lembar , dibandingkan Rp44,37 pada periode yang sama tahun lalu, seperti dikutip dari Laporan Kinerja Keuangan IPCC 2024.
Direktur Operasi dan Teknik IPCC, Bagus Dwipoyono, menambahkan bahwa langkah strategis seperti standarisasi dan re-layout terminal, serta implementasi sistem digital PTOS-C, menjadi tulang punggung transformasi layanan terminal.
“Transformasi ini memperkuat daya saing kami dalam melayani ekosistem kendaraan listrik, terlebih dengan mulai beroperasinya pabrik-pabrik otomotif Tiongkok di sekitar Jabodetabek,” katanya.
Dengan ekspansi ke wilayah tengah dan timur Indonesia, IPCC juga tengah membangun konektivitas terminal nasional untuk menekan biaya logistik dan meningkatkan efisiensi. Harapannya, strategi ini tak hanya memperkuat posisi IPCC di pasar, tetapi juga mendukung pertumbuhan sektor otomotif dan logistik dalam negeri.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.