Konsolidasi BUMN Logistik: Megaproyek Pasar Nasional?

ShippingCargo.co.id, Jakarta – Rencana konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor logistik oleh Badan Pengelola Investasi (Sovereign Wealth Fund) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dinilai sebagai langkah strategis untuk menciptakan kekuatan raksasa di pasar. Pengamat ekonomi Indef, Eko Listiyanto, menegaskan, di tengah sengitnya persaingan logistik saat ini, pembentukan BUMN dengan skala besar adalah keniscayaan. Jika terwujud, langkah ini tak hanya akan memperkuat posisi pasar, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan profitabilitas BUMN logistik di masa depan. Ini bukan sekadar restrukturisasi biasa, melainkan upaya ambisius untuk mendefinisikan ulang lanskap logistik nasional.
Langkah strategis ini, menurut pengamat ekonomi Indef, Eko Listiyanto, adalah upaya fundamental untuk membentuk kekuatan bisnis raksasa yang mampu bersaing di pasar global. “Ini mungkin menjadi salah satu cara karena dengan situasi persaingan di sektor logistik saat ini, harus dibangun sebuah BUMN yang memiliki kekuatan besar,” ujar Eko kepada Antara, Kamis (19/6/2025), seperti dilansir Republika di hari yang sama.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, sebelumnya telah mengungkapkan bahwa konsolidasi ini bertujuan utama untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing BUMN. Saat ini, terdapat sekitar 18 BUMN di sektor logistik dan 18 BUMN di sektor asuransi yang, meskipun memiliki model bisnis serupa, masih berskala kecil dan belum kompetitif. Contohnya, di logistik ada Angkasa Pura Logistik, Pos Logistik, Kereta Api Logistik (KaLog), Pelindo Logistik, dan Semen Logistik. Sementara di asuransi, ada Jasa Raharja, Tugu Insurance (Pertamina), dan asuransi milik BRI serta BNI.
"Perusahaan-perusahaan tersebut tidak ada yang bermain di first mile, namun aktif di last mile dan middle mile. Ada juga yang bermain dari ujung ke ujung, tetapi tetap belum cukup kompetitif,” jelas Dony. Dengan menyatukan entitas-entitas kecil ini menjadi satu perusahaan besar, Danantara menargetkan terciptanya pemain yang lebih kokoh dan mampu bersaing.
Proses konsolidasi akan melalui dua tahap: fundamental business review dan dilanjutkan dengan business consolidation melalui perampingan atau merger. Sebelumnya, konsolidasi antar-BUMN sulit dilakukan karena tidak adanya interkorelasi pemilik. Namun kini, Danantara Indonesia berperan sebagai pemilik dari perusahaan-perusahaan tersebut, sehingga proses integrasi menjadi mungkin. Konsolidasi ini juga ditargetkan akan merampingkan jumlah BUMN dari 888 menjadi di bawah 200 perusahaan yang lebih kuat.
Dampak dari mega konsolidasi ini diperkirakan akan sangat signifikan:
- Efisiensi Operasional dan Skala Ekonomi: Dengan menyatukan operasional, BUMN dapat mengurangi duplikasi biaya, mengoptimalkan aset, dan mencapai skala ekonomi yang lebih besar. Ini akan berdampak pada penurunan biaya logistik nasional dan peningkatan profitabilitas.
- Peningkatan Daya Saing: Konsolidasi akan menciptakan entitas yang lebih besar dengan modal, sumber daya, dan jaringan yang lebih kuat. Ini memungkinkan BUMN untuk bersaing lebih efektif, baik di pasar domestik maupun regional, bahkan global. Misalnya, Dony menyebut target pembentukan holding hotel BUMN yang akan menjadi operator hotel terbesar kedua di Indonesia.
- Penguatan Rantai Pasok Nasional: Dengan BUMN logistik yang lebih terintegrasi, pemerintah dapat mendorong efisiensi rantai pasok dari first mile hingga last mile, yang saat ini masih terfragmentasi. Ini akan mendukung sektor industri lain dan mempercepat distribusi barang.
- Peningkatan Nilai Tambah dan Kontribusi ke Negara: Dengan kinerja yang lebih baik dan profitabilitas yang meningkat, BUMN hasil konsolidasi diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi Danantara dan kontribusi dividen yang lebih besar kepada negara.
- Perbaikan Tata Kelola (Governance): Dengan restrukturisasi dan perampingan, diharapkan akan terjadi perbaikan tata kelola perusahaan yang lebih transparan dan akuntabel, sejalan dengan praktik terbaik korporasi.
- Peluang Baru untuk Investasi: Konsolidasi dapat menarik lebih banyak investor, baik domestik maupun asing, karena menciptakan entitas yang lebih menarik dan stabil dengan potensi pertumbuhan yang besar.
Pada tahun 2025, Danantara menargetkan konsolidasi bisnis di 4-5 sektor industri, termasuk sektor karya. "Jadi, nanti perusahaan tol ya tol, perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor ya kontraktor. Properti ya properti. Nah ini akan terjadi proses yang signifikan dan luar biasa di dalam tata kelola perusahaan-perusahaan kita ke depan," pungkas Dony. Langkah ini menandai era baru dalam pengelolaan BUMN, menuju pembentukan konglomerat negara yang lebih kokoh dan kompetitif.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.