Home > Kolom

Dilema Penjualan Pelabuhan: Li Family Terjepit?

Penjualan CK Hutchison jadi cermin pergeseran lanskap ekonomi global.
Ilustrasi kapal milik LK Hutchinson umber:Freepik
Ilustrasi kapal milik LK Hutchinson umber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta —Rencana penjualan divisi pelabuhan CK Hutchison senilai USD 23 miliar menempatkan keluarga Li dalam pusaran geopolitik AS–Tiongkok. Langkah yang awalnya bertujuan restrukturisasi kini menjadi kontroversi internasional.

Konglomerasi kapal Hong Kong, CK Hutchison Holdings, yang dikendalikan oleh keluarga Li, tengah mengupayakan penjualan aset pelabuhannya di seluruh dunia—termasuk dua pelabuhan strategis di dekat Terusan Panama. Namun, di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing, kesepakatan ini berubah menjadi titik panas geopolitik.

Tekanan AS dan Tiongkok

Amerika Serikat khawatir terhadap pengaruh Tiongkok atas infrastruktur strategis seperti Terusan Panama. Mantan Presiden Trump bahkan menuding Tiongkok "mengendalikan" jalur tersebut. Imbasnya, otoritas Panama mulai meninjau ulang konsesi CK Hutchison, per Reuters.

Sebaliknya, pemerintah Tiongkok mengecam keluarga Li, menuding mereka "mengabaikan kepentingan nasional" karena berniat menjual ke konsorsium dengan keterlibatan Barat. Beijing bahkan dikabarkan menginstruksikan BUMN untuk menghentikan transaksi baru dengan entitas yang terafiliasi keluarga Li.

Tantangan Finansial dan Strategis

CK Hutchison dikenal sebagai pemain besar di arena merger dan akuisisi global dunia perkapalan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kapitalisasi pasarnya merosot menjadi 24 miliar dolar, hampir setengah dari nilai pasca restrukturisasi 2015. Dalam kondisi ini, menjual aset dianggap jalan keluar, tetapi risiko politik kini menjadi kendala utama.

Aset pelabuhan tersebut tak bisa dijual sembarangan, karena memerlukan persetujuan banyak negara. Bahkan, Cosco Shipping, perusahaan pelat merah Tiongkok, disebut masuk dalam negosiasi sebagai upaya menjaga pengaruh Beijing.

Dampak Lebih Luas

Kisah ini mencerminkan dilema yang kini dihadapi konglomerat global: transaksi lintas negara kian sulit dilakukan tanpa campur tangan politik. Hong Kong, sebagai pusat keuangan global, juga terimbas, karena keluarga bisnis ternama tak luput dari tekanan pemerintah pusat Tiongkok.

Kesimpulan

Penjualan aset pelabuhan oleh CK Hutchison bukan sekadar langkah bisnis, melainkan cerminan pergeseran lanskap ekonomi global. Keluarga Li kini berada di tengah tarik-menarik kepentingan dua kekuatan besar dunia, dan nasib kesepakatan ini akan menjadi tolok ukur bagi masa depan merger internasional dan posisi Hong Kong sebagai hub bisnis global.

× Image