Home > Kebijakan

Impor AS Naik, Tarifnya Bikin Panik

Impor akan turun drastis mulai September, seiring mulai berlakunya tarif baru.
Tarif impor AS naik, orang pelabuhan-lah yang panik. (Ilustrasi). Sumber:Freepik
Tarif impor AS naik, orang pelabuhan-lah yang panik. (Ilustrasi). Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Ketidakpastian tarif impor Amerika Serikat kembali menghantui pelaku usaha global. Tapi anehnya, alih-alih turun, volume impor ke AS justru diperkirakan melonjak tajam di bulan Juli.

National Retail Federation (NRF) menyebut bahwa lonjakan ini dipicu oleh aksi borong stok oleh pelaku retail, yang berusaha mengamankan pasokan sebelum tarif ekspor baru resmi berlaku 1 Agustus. Proyeksi impor pelabuhan utama AS naik jadi 2,36 juta TEU bulan Juli—melonjak hampir 11% dari perkiraan awal.

Donald Trump sebelumnya telah menunda implementasi tarif “resiprokal” hingga 1 Agustus, tapi sudah mulai menyebar surat resmi ke negara mitra dagang. Tarif ini diproyeksikan mencapai 40% untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenai tarif 32%.

Baca Juga: ALFI Desak Penguatan Logistik Nasional Hadapi Krisis Selat Hormuz

"Situasi tarif masih sangat dinamis. Retailer sedang berjuang buat stok barang sebelum tarif yang sempat diumumkan tapi belum berlaku itu benar-benar jalan,” kata Jonathan Gold dari NRF. “Bagi bisnis kecil, ketidakpastian ini bikin rencana usaha jadi makin sulit.”

NRF memproyeksi impor kontainer di pelabuhan utama AS akan tembus 2,36 juta TEU pada Juli—naik hampir 11 persen dari prediksi sebelumnya. Menurut laporan Maritime Executive, impor kontainer pada Agustus juga diprediksi naik jadi 2,08 juta TEU, tapi mulai September kemungkinan turun ke angka 1,7-1,8 juta TEU.

Penurunan ini lebih terasa karena pada akhir 2024 lalu, impor sempat melonjak gara-gara ancaman mogok pekerja pelabuhan. Tapi berkat kesepakatan antara serikat pekerja dan pengelola terminal, mogok lanjutan berhasil dicegah di awal 2025.

× Image