ShippingCargo.co.id, Jakarta— Berita kurang baik kembali datang dari Pelabuhan Los Angeles. Sebagai pelabuhan tersibuk di Amerika Serikat, pelabuhan ini kembali melaporkan penurunan signifikan dalam volume kargo menjelang musim pengiriman penting menjelang liburan akhir tahun. Ketidakpastian perdagangan, yang dipicu oleh dinamika kebijakan tarif impor, menjadi penyebab utama pelemahan aktivitas logistik ini.

Gene Seroka, Direktur Eksekutif Pelabuhan Los Angeles, menyatakan bahwa dunia usaha tengah menahan diri untuk mengimpor barang kebutuhan musim liburan seperti perlengkapan sekolah, Halloween, Thanksgiving, hingga Natal. “Perusahaan saat ini tidak memiliki kepastian, sehingga banyak yang menunda pemesanan,” ujarnya.

Situasi diperburuk oleh serangkaian kebijakan tarif yang berubah-ubah. Sejak awal tahun, terdapat puluhan pengumuman terkait kebijakan perdagangan yang mempengaruhi keputusan pembelian importir besar seperti peritel nasional dan pemasok komponen otomotif.

Salah satu puncak ketidakpastian terjadi ketika kebijakan tarif tinggi yang dijuluki “Liberation Day Tariffs” diberlakukan secara luas, dengan tarif hingga 145% terhadap barang-barang dari mitra dagang utama seperti Tiongkok, per gCaptain. Meskipun sempat ada kesepakatan untuk menurunkan tarif menjadi 30%, polemik hukum dan banding di pengadilan federal menciptakan ambiguitas lanjutan bagi para pelaku industri.

Sebagai dampaknya, beberapa kapal yang semestinya bersandar di Pelabuhan Los Angeles dibatalkan, dan tren ini diprediksi terus berlanjut. Penurunan lalu lintas kapal dan muatan bahkan mencapai dua digit dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tidak ada lonjakan kargo. Yang ada justru penurunan,” jelas Seroka, menandakan bahwa para importir ragu untuk mengambil keputusan di tengah ketidakpastian regulasi.

Pelabuhan Los Angeles, yang merupakan pintu utama perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, mencerminkan kondisi makro global. Situasi ini memperlihatkan betapa volatilitas kebijakan bisa langsung memengaruhi alur logistik internasional dan kestabilan rantai pasok lintas negara.