Selat Hormuz di Tengah Gejolak: Ancaman dan Adaptasi Jalur Perdagangan Maritim

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Di tengah berlanjutnya konflik antara Israel dan Iran, spekulasi mengenai potensi penutupan Selat Hormuz terus meningkat. Jika jalur maritim vital ini benar-benar tertutup, dampaknya terhadap pelayaran dan perdagangan global akan sangat besar. Selat Hormuz adalah arteri utama bagi sebagian besar ekspor minyak mentah dari negara-negara Teluk, termasuk 90% ekspor Iran ke Tiongkok, serta seluruh ekspor gas Qatar. Pelabuhan Jebel Ali, yang terbesar di Timur Tengah, juga sangat bergantung pada selat ini.
Rasionalitas di Balik Ancaman dan Adaptasi Jalur Laut
Meskipun kekhawatiran tentang penutupan selat disuarakan oleh berbagai pihak, termasuk jurnalis dan pejabat yang mungkin memiliki agenda tertentu, ada argumen kuat bahwa Iran tidak mungkin mengambil langkah drastis tersebut. Penutupan selat akan menyebabkan kerugian finansial besar bagi Iran karena kehilangan pendapatan ekspor.
Tiongkok, importir minyak terbesar Iran, kemungkinan akan beralih ke pemasok yang lebih stabil, terutama di tengah surplus pasokan minyak global. Keputusan ini, seperti dilansir oleh Seatrade Maritime, bisa berarti isolasi politik lebih jauh bagi Iran.
Lebih jauh, setiap upaya Iran untuk menutup selat, misalnya dengan menanam ranjau laut, akan merusak hubungan baik dengan negara-negara tetangga seperti Qatar dan Oman, di mana kedua negara ini punya ikatan komersial dan diplomatik penting.
Bagi Oman, yang lokasinya paling dekat dan secara hati-hati menjaga hubungannya dengan Iran, setiap gangguan terhadap pelayaran di sisi perairannya akan menjadi bencana. Terlebih, minyak global sejauh ini juga menunjukkan sikap tenang, dengan harga minyak Brent yang tidak berfluktuasi signifikan, menandakan bahwa para pelaku pasar percaya Iran akan bertindak rasional.
Namun, tanda-tanda kehati-hatian di sektor maritim sudah terlihat. Data menunjukkan penghentian total pemuatan minyak di terminal ekspor Iran pada 18 Juni, dan Qatar telah menginstruksikan kapal LNG untuk menunggu di Teluk Oman guna meminimalkan waktu di zona berbahaya.
Mencari Alternatif: Jalur Darat sebagai Solusi Maritim
Seiring dengan kenaikan premi asuransi, para pemilik kapal dan perusahaan pengiriman mulai mencari jalur alternatif untuk menghindari Selat Hormuz sepenuhnya. Salah satu rute yang kini semakin populer adalah jalur darat baru antara Arab Saudi dan Oman di Ramlet Khelah. Dengan adanya perbaikan jalan dan perjanjian TIR (Transports Internationaux Routiers) yang berlaku, lalu lintas kontainer melalui truk dari Arab Saudi ke pelabuhan Sohar dan Salalah di Oman — yang jauh dari area berbahaya Selat Hormuz — menunjukkan peningkatan signifikan. Ini menunjukkan bagaimana adaptasi jalur darat dapat menjadi solusi vital untuk menjaga kelancaran perdagangan maritim di tengah ketidakpastian geopolitik.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.