Malaysia Perketat Aturan Transfer Minyak Antar-Kapal, Targetkan Armada Bayangan

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Pemerintah Malaysia baru saja memberlakukan regulasi baru yang lebih ketat untuk menindak praktik ilegal transfer minyak antar-kapal (ship-to-ship/STS) di perairan nasionalnya. Langkah ini dinilai berpotensi mengganggu operasi armada kapal bayangan yang selama ini dikenal mengangkut minyak dari Iran dan Rusia ke Tiongkok secara diam-diam.
Di bawah aturan baru tersebut, kapal yang tertangkap melakukan kegiatan STS tanpa izin resmi akan langsung ditahan oleh otoritas, dan proses pembebasannya diperkirakan memakan waktu berminggu-minggu. Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) atau Badan Penegakan Maritim Malaysia telah ditugaskan untuk meningkatkan pengawasan di seluruh perairan teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Malaysia. Hal ini penting mengingat ZEE Malaysia, terutama yang bersinggungan dengan ZEE Indonesia di Laut Cina Selatan merupakan jalur pelayaran vital.
Salah satu langkah penting dalam pengetatan ini adalah penutupan area lego jangkar dan tempat parkir kapal di Tompok Utara, yang terletak di pintu timur Selat Singapura. Wilayah yang juga dikenal dengan sebutan East Outer Port Limits (EOPL) tersebut selama ini merupakan salah satu titik utama untuk aktivitas STS lepas pantai.
Dalam pemberitahuan yang disampaikan kemarin, Singapore Shipping Association (SSA) telah mengonfirmasi penutupan Tompok Utara, sekaligus memperingatkan operator kapal bahwa aktivitas lego jangkar di area tersebut tanpa izin dari Malaysian Marine Department (MMD) kini tidak lagi diperbolehkan.
Regulasi baru Malaysia mewajibkan:
- Semua transponder AIS (Automatic Identification System) tetap aktif dan menyala sepanjang waktu;
- Kapal hanya boleh lego jangkar di area resmi dalam batas pelabuhan yang ditentukan;
- Agen kapal wajib memperoleh izin resmi dari otoritas pelabuhan Malaysia sebelum melakukan kegiatan STS atau lego jangkar.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.