AS Desak Tiongkok Cegah Iran Tutup Selat Hormuz

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio secara terbuka meminta dukungan diplomatik dari Tiongkok untuk mencegah Iran menutup Selat Hormuz. Seruan ini muncul setelah parlemen Iran dikabarkan menyetujui usulan penutupan jalur vital tersebut, menyusul serangan militer AS ke fasilitas nuklir Iran.
“Beijing sangat bergantung pada minyak yang dikirim melalui Selat Hormuz. Mereka seharusnya menghubungi Iran untuk mencegah eskalasi ini,” ujar Rubio dalam wawancara di Fox News, Minggu (22/6/2025), seperti dilansir oleh Republika.
Rubio menyebut potensi penutupan selat itu sebagai “bunuh diri ekonomi” bagi Iran dan memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa memicu respons besar-besaran dari AS dan negara-negara lain. Ia juga mendesak negara-negara lain untuk bersiap menghadapi skenario terburuk, karena penutupan Hormuz akan berdampak lebih parah pada ekonomi global ketimbang pada AS sendiri.
Kenapa Selat Hormuz Sangat Penting? Selat Hormuz merupakan satu-satunya jalur keluar dari Teluk Persia menuju Laut Arab dan Samudra Hindia. Jalur ini dilewati sekitar 20-30% perdagangan minyak dunia, serta hampir seluruh ekspor LNG dari Qatar, eksportir gas alam cair terbesar dunia.
Dengan lebar hanya 33 km di titik tersempitnya dan jalur pelayaran efektif sekitar 3 km di masing-masing arah, selat ini merupakan titik rawan strategis yang diawasi ketat oleh angkatan laut Iran. Setiap kapal, termasuk kapal perang AS, harus melakukan kontak dengan otoritas maritim Iran saat melintas.
Jika Selat Hormuz ditutup, gangguan pasokan minyak dan LNG dapat menyebabkan lonjakan harga energi dunia. Negara-negara pengimpor seperti Indonesia bisa mengalami tekanan fiskal, lonjakan inflasi, dan hambatan pada sektor logistik serta manufaktur akibat naiknya biaya energi dan pengiriman.
China, sebagai mitra dagang utama Iran sekaligus konsumen besar energi, berada di posisi strategis untuk meredam ketegangan. Namun hingga berita ini diterbitkan, Kedutaan China di Washington belum memberikan tanggapan atas permintaan Rubio.
Sementara itu, Komandan Garda Revolusi Iran, Ismail Kowsari, menyatakan bahwa keputusan final terkait penutupan selat masih menunggu persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Ketegangan di kawasan pun masih terus meningkat, meninggalkan dunia bertanya-tanya: akankah Selat Hormuz tetap terbuka?
Penutupan Selat Hormuz tidak hanya ancaman militer, tetapi juga menjadi risiko nyata bagi stabilitas perdagangan energi global. Negara-negara ASEAN yang rentan terhadap fluktuasi harga minyak harus mulai mempersiapkan langkah mitigasi dan strategi pasokan alternatif.

ShippingCargo.co.id adalah media online yang berfokus pada informasi tentang shipping, pelabuhan, logistik, dan industri-industri yang terkait.