Home > Kebijakan

Kontroversi Kapal Pengangkut Batu Bara ke Israel, Malta dan Kolombia Ditekan Aktivis

Ketegangan ini menyoroti bagaimana jalur perdagangan internasional kini semakin rawan gesekan politik dan tuntutan moral global.


Ilustrasi kapal kargo. Sumber:Freepik
Ilustrasi kapal kargo. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Sebuah kapal kargo berbendera Malta, MV Fortune, menjadi sorotan internasional setelah diketahui mengangkut batu bara dari Kolombia menuju Israel di tengah ketegangan geopolitik dan larangan ekspor oleh pemerintah Kolombia. Kapal berbobot mati 182.620 ton itu dimiliki oleh perusahaan Yunani dan berlayar dari pelabuhan Puerto Drummond, Kolombia, dengan tujuan akhir Israel, yang diperkirakan akan dicapai dalam 10 hari.

Namun, perjalanan Fortune memicu gelombang protes. Mengutip Maritime Executive, serikat pekerja pertambangan Kolombia melaporkan pengiriman ini ke pemerintah, menyebutnya sebagai pelanggaran atas dekrit Presiden Gustavo Petro yang setahun lalu melarang ekspor batu bara ke Israel akibat konflik di Gaza

Presiden Petro secara terbuka mengecam pengiriman ini, menyebutnya sebagai “tantangan terhadap pemerintahannya.” Dalam pernyataan tegas melalui media sosial X, ia bahkan menyatakan akan menginstruksikan Angkatan Laut Kolombia untuk menghentikan kapal-kapal menuju Israel di masa depan. Ia juga mendesak penyelidikan terhadap kepatuhan industri batu bara terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi, serta menyerukan dialog dengan komunitas adat masyarakat tradisional Wayúu dan masyarakat terdampak lainnya.

Di sisi lain Atlantik, kelompok aktivis di Malta menyerukan pemerintahnya untuk bertindak sebagai negara bendera kapal. Mereka mendesak agar pemerintah Malta memerintahkan Fortune kembali ke Kolombia atau, jika gagal, mencabut registrasi Malta dari kapal tersebut. Aktivis juga menuntut Malta meniru langkah Antigua dan Barbuda yang disebut-sebut telah menolak kapal dagang menuju Israel dalam registri mereka.

Ini bukan insiden pertama yang melibatkan protes terhadap kapal dagang ke Israel. Di sejumlah pelabuhan dunia, pekerja dermaga menolak menangani kapal tujuan Israel, sementara kapal Maersk yang dikontrak pemerintah AS serta kapal pesiar Israel di Mediterania juga sempat menjadi sasaran aksi unjuk rasa.


× Image